teringat akan lakon "Wahyu
Makutharama" dimana perpecahan sodara kurawa dengan pandawa kembali
menyegarkan ingatan. perebutan sebuah "wahyu" yang ternyata merupakan
elemen hastabrata. nafsu duniawi yang dilambangkan dg kurawa, senantiasa
menjadi pemicu id yang katanya om freud itu kebutuhan yang HARUS
dipenuhi. sedangkan pandawa yang melambangkan norma kebaikan dan
kepatuhan senantiasa memberi perlawanan utk kebaikan. tapi seringkali
kita menilai dari covernya saja, membaca Headline news dari sekedar
judul saja. dibalik pandawa yang baik tersirat "abdi" yang terkenaal
dengan "gara-gara"nya, sebagai hiburan, selingan itulah yang seringkali
kita tahu ttg punakawan, ya semacam kasus yang yang lucu di negeri
inilah.
pada dasarnya merekalah yang memberikan dasar tatakrama pada pandawa hingga mereka bisa menjadi seperti itu. punakawan yang hobi kritis pada hal yang diluar norma senantiasa cerdaas menilai dan melakukan cara utk menyindir dengan banyolan tentunya. tapi siapa sangka dibalik itu semua mereka adalah dewa yang dikutuk.
ya begitulah sebenarnya cerita, tokh dalam wayang merupakan pergolakan kisah, jiwa, kehidupan, perilaku manusia.
dalam pahitnya kopi senantiasa manisnya gula terasa hampar, menjadi baik itu tak harus diperlihatkan dengan pamer dan sombong.
setidaknya itulah yang diajarkan punakawan yang senantiasa menyamarkan "kebijakasanaan, kecerdasan" dengan banyolan mereka
pada dasarnya merekalah yang memberikan dasar tatakrama pada pandawa hingga mereka bisa menjadi seperti itu. punakawan yang hobi kritis pada hal yang diluar norma senantiasa cerdaas menilai dan melakukan cara utk menyindir dengan banyolan tentunya. tapi siapa sangka dibalik itu semua mereka adalah dewa yang dikutuk.
ya begitulah sebenarnya cerita, tokh dalam wayang merupakan pergolakan kisah, jiwa, kehidupan, perilaku manusia.
dalam pahitnya kopi senantiasa manisnya gula terasa hampar, menjadi baik itu tak harus diperlihatkan dengan pamer dan sombong.
setidaknya itulah yang diajarkan punakawan yang senantiasa menyamarkan "kebijakasanaan, kecerdasan" dengan banyolan mereka
No comments:
Post a Comment