Thursday 5 December 2013

Beginikah Bangsa Kita Saat Ini?

hanya melihat judulnya saja, hati sudah miris sekali. apakah sehancur ini kah generasi penerus bangsa?
tak dapat dipungkiri arus budaya barat sangat berkembang pesat di indonesia sendiri. mulai dari fashion, teknologi, gaya hidup dan lain-lain. namun apakah se”polos” itukah kita hingga HARUSmenerima perkembangan tanpa adanya seleksi. jawabannya TIDAK, mengapa? kita sebagai bangsa indonesia sendiri memiliki memliki budaya timur, yang sejatinya lebih “sopan, berbudi, berakhlak”ketimbang budaya barat.
pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa hal itu tak dapat dijalankan akhir-akhir ini?
kurangnya tingkat moral bagi masyarakat zaman sekarang ini, mengapa? jelas sekali kita tak dapat hidup tanpa adanya moral di sekeliling kita, namun pemahaman moral dewasa ini tak lagi antara pikiran dan perilaku. kurangnya tingkat moral ini berkaitan pula dengan pola asuh yang diberikan orang tua.  menurut freud kepribadian akan terbentuk saat 5tahun pertama, sedangkan menurut teori psikologi belajar sosial, kepribadian akan terbentuk dari proses modelling, identifikasi serta faktor lingkunganyang mengarahkannya.
dari sini dapat dilihat bagaimana peran keluarga dalam memberikan pengenalan pola asuh bagi anak-anaknya, dapat dicontohkan dengan perilaku dari orang tua mulai dari hal yang sepele hingga hal yang sifatnya tabu, semua itu akan lebih baik bila dikaitkan dengan iman kepada Tuhan, jadi dari kecil seorang anak perlu diajari untuk TAKUT TERHADAP TUHAN, sehingga tak ada perilku yang bertentangan dengan perintah-Nya.
di samping moral, faktor ekonomi jelas mempengaruhi terjadinya kasus diatas, karena dewasa ini uang adalah dewa bagi semuanya, tanpa uang seseorang rela merampok, tanpa uang seorang anak manusia rela menjual “dirinya” demi mengejar kenikmatan duniawi serta hidup berfoya-foya. gencarnya budaya barat hampir tak dapat dibendung lagi.
penulis teringat pada sebuah pertanyaan yang mungkin sering direnungkan oleh semua orang : ”mengapa manusia lebih mudah melakukan kejelekan(dosa) daripada kebaikan(pahala)?”
menurut pendapat saya jawabannya ada 2
1. karena manusia lenih senang mengejar kesenangan dunia daripada kesenangan di akhirat. kejelekan(dosa) ini lebih dekat dengan kesenangan dunia yang sementara dan membuat manusia berusaha mencapai kesenganan dunia walaupun dengan cara yang tidak halal.
2. pertanyaan mengapa kejelekan selalu mudah dilakukan daripada kebaikan? sebenarnya tak selalu benar, bahkan sejatinya lebih mudah melakukan kebaikan daripada kejelekan.
misalnya kita akan mencuri sebuah spidol saja, kita harus pandai agar tidak ketahuan orang lain. ketika kita akan melakukan kejahatan (dosa) kita jelas harus menjamin aman dan membuat “skenario” agar seolah tak terjadi apapun serta melakukannya secara diam-diam.
bandingkan bila kita melakukan kebaikan, saat melakukannya kita tak perlu sembunyi (diam-diam), hal paling sederhana saja, senyum secara ikhlas itu sudah menjadi sebuah kebaikan. kebaikan juga dapat dilakukan dimanapun tak perlu sungkan, hanya ikhlas kunci utamanya.
mari saudara-saudra sekalian kita rubah pola pikir kita serta remaja-remaja, anak-anak yang lain dengan lebih dekat Ilahi, karena Allah selalu memberikan kemudahan dan kelancaran bagi hamba-Nya yang memohon pada-Nya

No comments: